Militer Jerman dikabarkan mengalami krisis senjata karena Rusia
Jakarta, CNBC Indonesia -
Militer Jerman dikabarkan sedang menderita krisis senjata dan peralatan yang lebih besar daripada sebelum invasi Rusia ke Ukraina setahun yang lalu. "Bundeswehr memiliki segalanya terlalu sedikit, dan bahkan lebih sedikit lagi sejak pada 24 Februari 2022," kata Eva Hoegl, yang bertindak sebagai advokat yang membela hak-hak pasukan, kepada wartawan di Berlin, Selasa .
Mengutip Reuters, Hoegl mengecam pemerintah karena lamban tidak untuk memberikan dana belanja khusus senilai 100 miliar Euro. Padahal dana belanja tersebut sudah dibentuk pada tahun lalu untuk mengembalikan pasukan ke awal.
South Africa Latest News, South Africa Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Simulasi Ledakan Nuklir, Rusia Nyalakan Laser Tsar RaksasaRusia dilaporkan sedang bersiap menyalakan laser raksasa atau yang disebut laser tsar untuk melakukan simulasi ledakan nuklir. Rusia dilaporkan sedang bersiap menyalakan laser raksasa atau yang disebut laser...
Read more »
RI Jadi Korban Sanksi Eropa ke Rusia, Pemerintah Buka Suara!Sanksi Uni Eropa ke Rusia turut berimbas kepada proyek gas raksasa di Indonesia
Read more »
Gawat! Ladang Gas Raksasa RI Terseret Sanksi Eropa ke RusiaProyek gas raksasa yang berada di Lapangan Migas Natuna, ikut terseret sanksi Eropa ke Rusia
Read more »
1.361 Korban Penipuan Robot Trading Wahyu Kenzo Melapor ke Polresta Malang, Ada dari Irak dan RusiaPolresta Malang Kota menerima lebih dari seribu laporan terkait kasus investasi robot trading Auto Trade Gold (ATG) dengan tersangka Dinar Wahyu Saptian alias Wahyu Kenzo.
Read more »
Di Tengah Spekulasi Bergabung dengan AFC, Timnas Rusia Diundang ke Turnamen Asia TengahTim-tim sepak bola Rusia telah diskors dari kompetisi Eropa dan FIFA sejak Rusia menyerang Ukraina.
Read more »
Bukan LinkedIn, Korban PHK Dapat Kerjaan Baru Lewat IniKorban PHK membagikan pengalaman mereka dapat kerjaan baru. Ternyata bukan dari LinkedIn, simak!
Read more »