BNPT menekankan pentingnya perempuan mawas dari bahaya radikalisme terorisme
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Perempuan dan anak merupakan kelompok yang terbilang rentan terpapar ideologi radikal terorisme. Karena itu, langkah pencegahan sejak dini dari lingkungan terkecil perlu dilakukan untuk membendung narasi ideologi terorisme.
Kerja sama ini diresmikan melalui penandatangan nota kesepahaman antara BNPT dan Kemen PPA di Jakarta, Selasa yang dilakukan Kepala BNPT Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar, serta Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati . Salah satu perempuan yang terjerat dalam tindakan terorisme tersebut ialah Zakiah Aini yang melakukan penyerangan di Mabes Polri pada 3 Maret 2021 lalu.
"Dunia hari ini melalui UN masih melihat perempuan dan anak sebagai korban, walaupun sudah direkrut . Secara fakta memang jadi pelaku, tapi sesungguhnya perempuan dan anak adalah korban yang dilakukan oleh kaum pria dalam proses radikalisasi yang dijalankan kelompok terorisme," kata Boy Rafli.
South Africa Latest News, South Africa Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Kemen PPPA Dorong Pelaku Sodomi 15 Santri Dijatuhi Hukuman |Republika OnlineKekerasan seksual yang dilakukan guru ngaji sangat keji dan tidak bisa ditolerir.
Read more »
KemenPPPA Kawal Kasus Korban Pemerkosaan di Tasikmalaya |Republika OnlineKemen PPPA melakukan pendampingan terhadap korban yang tengah hamil 8 bulan.
Read more »
Pengamat: Wali Kota Bandung Harus Akselerasi Program di Sisa Masa Jabatan |Republika OnlineYana Mulyana harus fokus dan memprioritaskan pembangunan di sisa masa jabatan.
Read more »
Mahfud MD: Komunisme dan Radikalisme tidak Berkembang di Indonesia |Republika OnlineJika radikalisme tak dikontrol, Indonesia bisa seperti Suriah dan Afganistan.
Read more »
Pertamina Gandeng Pemda-Polri Awasi Penyaluran BBM Bersubsidi di Sulteng |Republika OnlineFenomena yang terjadi adalah melonjaknya permintaan dengan penyaluran solar subsidi
Read more »
Regulasi Keterwakilan Perempuan Dinilai Masih Malu-Malu |Republika OnlineKeterwakilan perempuan masih menggunakan kata memperhatikan daripada mewajibkan.
Read more »