Mortaza Behboudi, yang memiliki dua kewarganegaraan yaitu Afghanistan dan Prancis, tiba di Kabul pada 5 Januari untuk tugas peliputan. Namun ia ditangkap oleh Taliban atas tuduhan mata-mata, setelah ia mendaftar untuk memperoleh tanda pers.
Kekhawatiran kini semakin meningkat soal kondisi wartawan foto pemenang penghargaan yang telah ditahan di Kabul selama hampir sebulan oleh Taliban.
“Kami telah diam selama 30 hari tentang penahanan Mortaza Behboudi,” tulis pernyataan itu. “Hari ini, kami memberi tahu dunia bahwa dia ditangkap di Kabul satu bulan lalu pada 7 Januari, dengan harapan ia akan dibebaskan secepatnya dan dapat kembali ke Prancis.” VOA telah menghubungi Taliban untuk meminta komentar terkait penangkapan tersebut. Seorang juru bicara Taliban mengatakan bahwa mereka akan segera merespons permintaan tanggapan namun sampai berita ini diturunkan, Taliban belum memberikan komentarnya.
South Africa Latest News, South Africa Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Taliban Sambut Anggaran Bantuan Pembangunan Afghanistan dari IndiaTaliban mengapresiasi dan menyambut anggaran baru bantuan pembangunan Afghanistan dari India untuk tahun 2023-2034. Taliban menyebut bantuan tersebut akan meningkatkan hubungan dan kepercayaan kedua negara.
Read more »
Latar Cerita KomikDi sela tugasnya itu, ilustrator Prancis ini menyempatkan untuk menggambar sketsa dan memotret suasana kota.
Read more »
Uni Emirat Arab, India dan Prancis Kerja Sama Bidang EnergiUni Emirat Arab, India dan Prancis menyetujui inisiatif trilateral agar bisa memuluskan proyek-proyek bidang energi.
Read more »
Geliat Film Indonesia, Tujuh Film Pendek Masuk Festival di Prancis - Pikiran-Rakyat.comGeliat Film Indonesia, Tujuh Film Pendek Masuk Festival di Prancis: Kebanggaan datang dari sineas film tanah air, total tujuh film mengikuti festival di Prancis, simak selengkapnya.
Read more »
Microsoft Tuding Iran Retas Majalah Satir Prancis Charlie HebdoMicrosoft menuding tim peretas yang didukung pemerintah Iran mencuri dan membocorkan data pelanggan pribadi milik majalah satir Prancis, Charlie Hebdo
Read more »
Brasil Kubur Kapal Induk Eks Prancis di Samudra AtlantikKelompok pecinta lingkungan mengkritik keputusan tersebut. Sao Paulo dianggap terlalu berisiko terhadap lingkungan karena mengandung berton-ton asbes, logam berat, dan bahan beracun lainnya.
Read more »