Usaha saling menjatuhkan mewarnai hari-hari terakhir kampanye pemilihan presiden di Filipina. Sejumlah pengamat menilai, dua kandidat utama yang diperkirakan meraih suara terbanyak -- Ferdinand Marcos Jr dan Leni Robredo -- terlibat dalam taktik curang.
"Kita sudah menang!" kata Marcos Jr. "Pastikan Anda mengamankan proses pemungutan suara pada hari Senin. Jangan tidur ... kita tahu bahwa ketika kita tidur, banyak hal yang tidak diinginkan terjadi."
Kubu kampanye Robredo pun kian gigih melancarkan serangan. Wakil presiden petahana ini berjanji untuk membersihkan politik Filipina yang korup secara kronis.Seorang pengguna menelusuri ponselnya yang menunjukkan seorang kandidat dalam pemilihan presiden Filipina mendatang, di Manila, 10 Maret 2022. Pada Jumat, Robredo mengajukan gugatan hukum terkait munculnya desas-desus bahwa ia bersekutu dengan Partai Komunis. Tuduhan itu sangat mencoreng namanya.
Informasi keliru yang berusaha mendiskreditkan Robredo sebagai orang yang bodoh, tidak ramah, atau bahkan komunis telah melonjak selama kampanye pemilihan.