Tak Hanya Indonesia, Sri Lanka Naikkan Harga BBM Hingga Capai Rekor Tertinggi
Ditetapkannya kenaikan harga BBM ini dibenarkan oleh Menteri Tenaga dan Energi Sri Lanka, Kanchana Wijesekera pada Selasa, 24 Mei 2022.
Melalui akun twitternya @kanchana_wij, ia mengungkapkan bahwa harga BBM di Sri Lanka naik berkisar 20-24 persen, membuat kenaikan itu mencapai rekor tertinggi. Sedangkan harga solar akan naik sebesar 35-38 persen. Selain itu, jumlah bahan bakar yang dapat dibeli oleh masyarakat juga akan dibatasi. Kenaikan harga bahan bakar merupakan suatu upaya pemerintah Sri Lanka untuk menyeimbangkan keuangan negara dan menekan krisis ekonomi.
Namun menurut para ekonom, kebijakan itu juga bisa menyebabkan inflasi dan kenaikan harga di sektor lain seperti transportasi dan bahan makanan. Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Reuters, berdasarkan data yang dihimpun dari pemerintah Sri Lanka pada 23 Mei 2022, inflasi di negara itu berkisar 33,8 persen pada bulan April 2022, naik bila dibandingkan dengan bulan Maret 2022 yang mencapai 21,5 persen.
South Africa Latest News, South Africa Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Sri Mulyani: Ekonomi Diselimuti Awan Gelap & Makin RumitMenteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, saat ini ekonomi negara di belahan dunia diselimuti awan gelap dan menghadapi tantangan yang semakin berat.
Read more »
Sri Mulyani Sebut Tiga Tantangan Bayangi Ekonomi GlobalSri Mulyani mengatakan Indonesia harus tetap waspada, karena saat ini dunia tengah dihadapkan pada tiga tantangan sekaligus atau triple challenges.
Read more »
Sri Mulyani Sebut Pembiayaan APBN Melalui Utang Turun 62,4%Sri Mulyani menegaskan, pembiayaan APBN melalui utang turun sangat tajam pada April 2022, yakni 62,4% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Read more »
Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Merata di Seluruh Wilayah IndonesiaPertumbuhan ekonomi Sulawesi berada di atas 5 persen. Sementara Maluku dan Papua melesat di atas 10 persen. Sementara itu, Bali dan Nusa Tenggara masih di level 3,42 persen.
Read more »