Master teh asal Sragen, Heru Purwanto, punya laboratorium pribadi untuk meracik teh seharga Rp250 juta/kg.
dengan persentase yang berbeda. Dia menyebut hasil kalibrasi teh tersebut menghasilkan bahan yang namanyanya berbeda. Teh dalam kemasan itu warnanya sama tetapi kalau diminum antara teh A dan B berbeda rasa, karenaitu cukup singkat tidak sampai sehari. Di Indonesia, menurut dia, ada tujuh jenis pohon teh, yakni klon rusia, kambodia, TRI 24, TRI 25, kasamika, gambung , teh China asli, dan teh lokal pasir sarongge.
“Pohon teh yang ada di Kemuning [Karanganyar] itu merupakan teh TRI 24-25 atau yang biasa dikenal dengan teh Srilangka. Kemudian di Kebun Candiloka Jamus itu teh China,“ katanya.Heru memiliki industri peracikan dan pengemasan teh di Srimulyo, Gondang, Sragen. Heru juga melayani pengolahan teh lanjut di Kebun Kemuning, Kebun Candiloka Jamus, dan kebun-kebun lain yang ditunjuk pemerintah. Ia memiliki keahlian untuk menentukan petikan teh itu diolah menjadi apa dan seperti apa.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat ditemui wartawan mengaku sudah mencoba beberapa teh dalam SCF #7. Tetapi belum menemukan teh yang sesuai seleranya. Yuni, sapaannya, mengaku pernah merasakan teh yang paling enak itu di Warung Soto Gading, Solo.