Reruntuhan candi kuno dan temuan arkeologis sangat padat menunjukkan Situs Kota China di pesisir Medan pernah jadi kota kosmopolitan terpadat di Asia. Usai 50 tahun eksplorasi, situs masih menyimpan banyak pertanyaan. Nusantara AdadiKompas
Anak-anak melihat koleksi arca Dhiyani Buddha Amitaba di Museum Situs Kota China di Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan, Medan, Sumatera Utara, Kamis . Arca dari abad ke-12 sampai ke-14 itu ditemukan pada 1973 di Situs Kota China oleh penduduk yang menggali lubang sampah.
Situs Kota China diperkirakan menempati area seluas 25 hektar yang kini menjadi bagian dari Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan. Area situs kini sudah menjadi permukiman padat penduduk yang sebagian besar merupakan nelayan. Sebagian areanya merupakan ladang dan ekosistem mangrove yang didominasi tanaman nipah, bakau, dan sungai. Situs itu berada di dekat Danau Siombak.Struktur bata yang merupakan reruntuhan candi kuno tampak di Situs Kota China, Medan, Sumatera Utara, Kamis .
Beberapa bulan kemudian, seorang teman McKinnon dari Universitas Cornell, Amerika Serikat, datang ke Medan dan diajaknya ke Situs Kota China. Secara kebetulan, mereka melihat arca kedua yang ditemukan warga yang menggali sumur. Berselang beberapa waktu, ditemukan lagi dua arca berikutnya dari sekitar sekolah dasar. Setelah itu, eksplorasi lebih luas dilakukan di situs tersebut oleh peneliti dalam negeri dan luar negeri.
”Apa yang menarik mereka kemari adalah kekayaan alam. Sebab, di Bukit Barisan kaya dengan kemenyan, kapur barus, rotan, hingga emas urai. Jadi, orang dari India Selatan sudah sampai di sini pada abad ke-10 dan ke-11,” kata McKinnon.Bagan perkiraan zonasi Situs Kota China pada abad ke-11 yang digambar di dinding Museum Situs Kota China di Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan, Medan, Sumatera Utara, Kamis .
Salah satu temuan penting di situs purbakala itu adalah enam struktur bata yang diduga merupakan reruntuhan candi kuno. Dari enam struktur bata yang ditemukan, baru satu yang ditetapkan menjadi cagar budaya. Struktur candi pertama dan kedua ditemukan pada 1974, candi ketiga pada 2009, candi keempat pada 2013, serta candi kelima dan keenam pada 2016.KOMPAS/NIKSON SINAGA
Situs Kota China dibagi menjadi empat zonasi. Zona terluar yang berada di pinggir pantai adalah kawasan pelabuhan dan perdagangan, diikuti kawasan candi, lokasi industri emas dan logam, serta terakhir adalah asrama biksu. Pelabuhan kuno itu diperkirakan berada di dekat bangunan Museum Situs Kota China saat ini.KOMPAS/NIKSON SINAGA
South Africa Latest News, South Africa Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Selama 50 Tahun Meneliti Situs Kota Kuno di SumutEdmund Edwards McKinnon memelopori eksplorasi situs purbakala di Sumut sejak 50 tahun lalu. Ia mengangkat Situs Kota China, Kota Rentang, Bulu China, hingga Benteng Putri Hijau ke dunia arkeologi internasional. Tokoh AdadiKompas
Read more »
BKAD Medan Tegaskan HPL Petisah Tengah Sebagai Aset Pemkot Medan yang SahPemerintah Kota (Pemko) Medan mengaskan, bahwa tanah Hak Pengelolaan Lahan (HPL) nomor 1, 2 dan 3 Petisah Tengah secara sah adalah aset milik Pemkot Medan. Hal itu tercatat dalam Kartu Inventaris Barang (KIB) A berdasarkan Sertifikat yang dikeluarkan Kantor Pertanahan Kota Medan Tahun 1974 sebagai p
Read more »
3 Tahun Terhenti karena Covid, Warga Kota Medan Antusias Pembagian Bubur Pedas di Masjid RayaWarga Kota Medan tampak antusias mengantri pembagian bubur pedas khas Masjid Raya Al Mashun, Medan. Pasalnya, Pengelola Masjid Raya kembali mengadakan pembuatan bubur pedas khas Melayu di bulan suci ramadan tahun ini, setelah sempat terhenti selama 3 tahun lantaran pandemi covid-19.
Read more »
Pukul Senior Saat Mengantre ATM, Polisi di Medan Dimutasi ke Luar KotaPolda Sumut memutasi Bripda Rizki Kemit yang menganiaya seniornya Bripka Mahadi Sihombing saat mengantre di ATM Kota Medan.
Read more »
Toge Panyabungan jadi pilihan warga Kota Medan untuk berbuka puasaPemilik usaha Toge Panyabungan, Yusuf Nasution, mengaku berjualan pada bulan Ramadhan saja, mengingat sudah menjadi tradisi turun temurun di keluarga almh. Hajjah Asmyah Nasution.
Read more »