Banyak dokter dan perawat bergabung dengan kampanye pemogokan nasional
REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Sistem kesehatan Myanmar hampir runtuh sejak kudeta militer pada 1 Februari lalu. Rumah sakit di perbatasan Myanmar dengan India mulai kekurangan suplai oksigen dan obat-obatan untuk merawat pasien Covid-19.
"Kami tidak memiliki cukup oksigen, peralatan medis, listrik, dokter atau ambulans. Kami beroperasi dengan tiga staf, bukan 11," ujar Kepala Perawatan Rumah Sakit Cikha, Lun Za En kepada Reuters. Kampanye anti-virus korona di Myanmar kandas setelah militer merebut kekuasaan pada 1 Februari, dan menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi. Sebelum kudeta pemerintahan Suu Kyi telah meningkatkan pengujian, karantina, dan perawatan.
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini