Keberhasilan proyek GRR Tuban nantinya memiliki nilai strategis bagi Pertamina dan Indonesia. Ini akan menjadi integrated refinery and petrochemical pertama di Indonesia.
SINERGI Holding Migas Grup dalam akselerasi Proyek Strategis Nasional dalam proyek Kilang, PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas dan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia menandatangani Head of Agreement kerja sama penyediaan gas bumi di Grass Root Refinery Tuban.
Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan bahwa keberhasilan proyek GRR Tuban nantinya memiliki nilai strategis bagi Pertamina dan Indonesia. Ini akan menjadi integrated refinery and petrochemical pertama di Indonesia. Dengan intergasi ini, beberapa utility tidak perlu dibangun karena mengoptimalkan apa yang sudah dimiliki oleh Pertamina Group dan bisa menurunkan CAPEX.
Selaras dengan Nicke, Direktur Logistik& Infrastruktur PT Pertamina Mulyono mengungkapkan bahwa pembangunan GRR Tuban mengedepankan efisiensi. Dengan volume kebutuhan gas sebesar 227 BBTUD pada tahun 2027 dan 351 BBTUD pada tahun 2028 s.d 2046, PGN berkomitmen penuh sebagai aggregator pemenuhan energi gas bumi ke GRR Tuban.
"Terlepas dari perkembangan situasi global saat ini yang cukup berpengaruh terhadap Pertamina Group, kami tetap memastikan “No Point of Return” untuk terus mewujudkan pembangunan kilang GRR Tuban yang diproyeksikan akan beroperasi di akhir tahun 2027 mendatang," tegas Reizaldi Gustino.