Sebut Demokrasi di Indonesia Kian Transaksional, Zulhas Ingin Ada Evaluasi Sindonews BukanBeritaBiasa .
JAKARTA - Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan mengkritisi praktik demokrasi yang terjadi hari ini di mana kian transaksional dan kehilangan nilainya. Bahkan, mulai melenceng dari cita-cita Indonesia merdeka untuk menghasilkan kesetaraan dan keadilan.
“Sudah 4 kali amendemen , modal kita demokrasi, modal minyak habis, kayu habis, batu bara sama nikel sebentar lagi habis, laut udah jelas, ikan sudah nggak bisa dikendalikan. Modal kita sumber daya manusia menghadapi abad 21 ini, kita harus kembali ke cita-cita Indonesia merdeka,” kata Zulhas dalam webinar Cides ICMI memperingati HUT ke-76 RI yang bertajuk “Memperkuat Nasionalisme dan Kebangsaan untuk Mewujudkan Peradaban Indonesia Emas 2045” secara daring, Jumat malam.
“Demokrasi dalam teorinya menghasilkan kesetaraan, keadilan, harmoni, Indonesia modal utama kok menghasilkan seperti ini, kok ada kampret, ada cebong, keras sekali sampai ke desa-desa, ke kampung-kampung,” sambungnya. Baca juga: Zulhas: Demokrasi Kok Hasilkan Cebong-Kampret, Apa yang Salah? Ketua Dewan Pakar ICMI ini, demokrasi harusnya menghasilkan kesetaraan dan harmoni. Untuk itu, bangsa Indonesia harus kembali ke janji-janji kebangsaan itu untuk mencapai Indonesia Emas 2045 yang diprediksikan banyak pengamat dan konsultan internasional bahwa Indonesia akan masuk 6 besar kekuatan dunia jika memenuhi sejumlah persyaratan. Sehingga, demokrasi ini perlu didiskusikan kembali.
Wakil Ketua MPR ini pun mencontohkan, dalam UU Pemilu yang sekarang, ada ketentuan presidential threshold 20% untuk mencalonkan calon presiden dan calon wakil presiden , maka terjadilah demokrasi transaksional 20%. Begitu juga dengan partai-partai politik yang harus mencapai parliamentary threshold 4% untuk bisa masuk Senayan. “Kalau tidak, hangus hilang padahal sudah dipilih, 4% itu bisa 6 juta, 6 juta suaranya hilang begitu saja, karena harus ada 4%.
South Africa Latest News, South Africa Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Promosi Produk Pangan di Indonesia, Uni Eropa Sebut Tak Akan Saingi Makanan IndonesiaResep-resep dari daratan Eropa banyak dibuat dan dimodifikasi selama pandemi.
Read more »
Faisal Basri Sebut Fluktuasi Harga Beras Pengaruhi Jumlah Orang MiskinEkonom senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, mengatakan fluktuasi harga beras akan mempengaruhi jumlah orang miskin di dalam negeri. TempoBisnis
Read more »
KJRI Jeddah sebut belum ada kebijakan baru dari Saudi soal umrahKonsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali menyatakan pihaknya masih terus melakukan koordinasi dengan otoritas Arab Saudi soal penyelenggaraan umrah dan ...
Read more »
Pihak Laura Aprilya Sebut Shandy Aulia Tak Mau Berdamai karena IniLaura Aprilya melalui kuasa hukumnya mengatakan bahwa Shandy Aulia tidak mau berdamai. Pasalnya, masih melakukan hal ini
Read more »
Ahli Sebut Booster Sel Punca Serupa Pengembangan DendritikEpidemiolog Dicky Budiman mengatakan booster sel punca (MSC) pengembangannya mirip dengan metode dendritik.
Read more »
PKS Sebut Interpelasi Formula E Masih PrematurKetua Komisi B DPRD DKI Jakarta ini mengatakan penggunaan interpelasi juga mengesankan adanya gap yang besar antara eksekutif dan legislatif.
Read more »