Dewan Direksi Twitter telah merancang rencana hak pemegang saham jangka terbatas yang disebut sebagai 'pil beracun'
. Hal ini dilakukan untuk mempersulit miliarder kondang Elon Musk yang ingin mengakuisisi perusahaan itu.
Rencana ini akan bekerja bila Musk dan juga investor lain mengakuisisi 15% dari saham Twitter. Saat ini, Musk diketahui memiliki 9% saham dari perusahaan platform media sosial itu. "Terima kasih atas dukungannya!" tulis Musk sambil membagikan jajak pendapat yang mayoritas mendukungnya itu. "Akan sangat tidak dapat dipertahankan untuk tidak mengajukan penawaran ini kepada suara pemegang saham. Mereka memiliki perusahaan, bukan dewan direksi," ujarnya menjawab pertanyaan Direktur Komunikasi Institut Claremont, Nick Short, terkait kemungkinan berbedanya keputusan direksi dan investor Twitter terkait rencana Musk.