Umat Buddha kembali bisa merayakan Waisak 2566 tanpa banyak pembatasan akibat Covid-19 kemarin (16/5). Di Desa Ampelgading, Kecamatan Tirtoyudo, perayaan yang dilakukan terbilang unik. Seluruh umat Buddha yang hadir mengenakan busana bercorak adat Jawa.
Hal itu menyesuaikan konsep Vihara Buddha Ratana yang juga njawani. Dua pandita yang juga pengurus vihara mengenakan baju adat Jawa berwarna oranye, dilengkapi jarik dan blangkon. Sementara umat Buddha lainnya mengenakan pakaian berwarna putih. Para perempuan yang mengikuti proses ibadah juga mengenakan kebaya.
Selain tradisi ibadah bercorak Jawa, budaya gotong royong dan bersilaturahmi pun terbangun. Dalam komunitas masyarakat Desa Ampelgading yang sebenarnya mayoritas Islam, Marliadi menyebut ada rasa saling menghormati. Saat momen Trisuci Waisak seperti ini, tradisi silaturahmi terlaksana. ”Setelah ibadah Trisuci Waisak, umat buddhist pulang ke rumah. Tetangga dan warga beragama Islam akan bersilaturahmi dan bertamu ke rumah kami. Ini bisa berlangsung selama empat hari empat malam,” tambah Marliadi.
Salah seorang umat, Zainal Imanudin, mengungkapkan, meski berasal dari majelis atau aliran yang berbeda-beda, tetapi Umat Buddha memiliki guru yang sama dan kesamaan dalam ajaran. Kesamaan inilah yang akhirnya menyatukan Umat Buddha. ”Jadi, kita tidak perlu bertengkar meskipun ada perbedaan. Karena seiring berjalannya waktu, terdapat pergeseran nilai. Contohnya, saya belajar di Majelis Mahayana, maka saya akan mengikuti tradisi Tiongkok karena ajaran Mahayana masuk melalui Tiongkok,” jelasnya.
Marliadi, salah satu pandeta Vihara Buddha Ratana mengungkapkan, corak tradisi sengaja dipertahankan atas masukan Bhante Siriratano. ”Saran ini dilaksanakan karena memang sebagian besar penganut buddhisme di sini adalah orang Jawa,” kata Marliadi kepada Jawa Pos Radar Malang kemarin. Selain pakaian dan busana, peribadatan Waisak juga dilengkapi sesaji berupa tumpeng ala Jawa.
Sementara itu, Peringatan dan ibadah Waisak juga dilakukan di Candi Sumberawan, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, kemarin. Itu merupakan peringatan pertama yang dilakukan secara tatap muka setelah selama dua tahun sebelumnya vakum. ”Tahun ini, Walubi akhirnya bisa menyelenggarakan Waisak 2566 BE.
South Africa Latest News, South Africa Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Ratusan Umat Buddha Peringati Detik-Detik Waisak di Candi Sewu KlatenTema perayaan Hari Raya Waisak tahun ini yakni Dalam Cinta Kasih, Kita Semua Bersaudara
Read more »
Peringati Waisak, Umat Budha Berbagi Sembako Ke Petugas Kebersihan JalanMemperingati Hari Raya Waisak 2566 BE, Para Umat Buddha Gorontalo Berbagi Paket Sembako Kepada Penyapu Jalan Dan Pengangkut Sampah
Read more »
Peringati Trisuci Waisak, Ganjar Sebut Candi Borobudur Tak Hanya Sekadar Destinasi WisataGanjar merasa bergetar saat membayangkan umat Buddha berkumpul dan berjalan dari sisi timur candi lalu perlahan menghadap ke Borobudur. / Regional
Read more »
Jelang Waisak, Begini Kondisi Lalu Lintas Jalur Puncak BogorVolume kendaraan yang menuju kawasan Puncak, Kabupaten Bogor mengalami peningkatan. Karena itu, Jalur Puncak tengah diberlakukan sistem satu arah atau oneway menuju...
Read more »