'Perang Satelit' Lawan China-Rusia, AS Terus Matangkan Satelit Mata-mata

South Africa News News

'Perang Satelit' Lawan China-Rusia, AS Terus Matangkan Satelit Mata-mata
South Africa Latest News,South Africa Headlines
  • 📰 hariankompas
  • ⏱ Reading Time:
  • 66 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 30%
  • Publisher: 70%

Proyek jaringan satelit AS, “Silent Barker”, pertama kali diungkap pada 2017. Salah satu fungsinya: mengawasi satelit-satelit negara lain, terutama milik China-Rusia, yang dinilai mencoba mengganggu satelit-satelit AS. Internasional AdadiKompas

Pesawat luar angkasa CST-100 Starliner Boeing, yang menempel pada roket United Launch Alliance Atlas V, disiapkan pada lokasi peluncuran di Kompleks Peluncuran Luar Angkasa 41 menjelang uji peluncuran ke orbit di Stasiun Angkatan Antariksa Cape Canaveral, Florida, AS, 18 Mei 2022. Roket Atlas V direncanakan akan digunakan untuk meluncurkan satelit mata-mata AS,"Silent Baker".

Jika jadi diluncurkan, jaringan satelit itu akan berada pada ketinggian 35.400 kilometer di atas permukaan Bumi. Disebut jaringan karena akan terdiri dari beberapa satelit. Direktur NRO Chris Scolese mengatakan, “Silent Baker” punya beberapa fungsi. Pertama, jaringan satelit itu akan sekaligus menggantikan 10 satelit mata-mata yang diprediksi akan berakhir fungsinya pada 2028. Kedua, jaringan satelit itu akan membantu mengawasi satelit negara lain yang mencoba mengganggu satelit-satelit AS. Ketiga, “”Silent Baker” akan mengirimkan data pengintaian ke stasiun penerimaan di Bumi.

AS juga memantau satelit Rusia yang dikenal sebagai Kosmos 2558. Satelit itu dekat dengan satelit mata-mata nomor 326 milik AS. Ketinggian dan rute edar kedua satelit itu selalu berdekatan. AS berusaha menjauhkan satelit 326 dari Kosmos 2558. Salah satunya dengan melepaskan obyek dari dalam satelit 326.

Kepala Staf Angkatan Antariksa AS Jenderal John Raymond mengatakan, AS tidak suka dan terganggu dengan manuver Kosmos 2558. “Berpotensi memicu bahaya di luar angkasa,” kata dia.Raymond mengatakan, Rusia menguji coba teknologi sejenis pada 2017. Kala itu, Rusia meluncurkan satelit yang ternyata berisi satelit lain. “Kami menganggapnya sebagai senjata. Perkembangan ini tidak membuat kami nyaman,” ujarnya.

We have summarized this news so that you can read it quickly. If you are interested in the news, you can read the full text here. Read more:

hariankompas /  🏆 8. in İD

South Africa Latest News, South Africa Headlines

Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.

Satelit SATRIA-1 Meluncur 17 Juni, Mahfud: Tidak Terkait Proyek BTS |Republika OnlineSatelit SATRIA-1 Meluncur 17 Juni, Mahfud: Tidak Terkait Proyek BTS |Republika OnlineProyek SATRIA-1 telah disiapkan sejak 2019.
Read more »

Quantum Power Siap Investasi Energi Bersih di IKNQuantum Power Siap Investasi Energi Bersih di IKNQuantum menyatakan siap mendanai proyek-proyek PLTS berskala besar untuk mengalirkan listrik ibu kota Indonesia.
Read more »

Perwira Senior Rusia Terbunuh di BelgorodPerwira Senior Rusia Terbunuh di BelgorodPerang Rusia vs Ukraina hari ini, dilaporkan bahwa perwira senior Rusia terbunuh di Belgorod.
Read more »

Rusia Serang Bendungan Kakhovka Ukraina, 1.335 Rumah Terendam BanjirRusia Serang Bendungan Kakhovka Ukraina, 1.335 Rumah Terendam BanjirPerang Rusia vs Ukraina, bendungan dihancurkan Rusia, 1.335 terendam banjir di Ukraina.
Read more »

Media Rusia: Pejabat Indonesia Sempat Temui Diplomat Rusia Bahas Proposal PerdamaianMedia Rusia: Pejabat Indonesia Sempat Temui Diplomat Rusia Bahas Proposal PerdamaianMedia Rusia, TASS, menerbitkan artikel berjudul 'Jakarta holds meeting with Russian diplomats on peace plan for Ukraine—source' di situs web mereka.
Read more »



Render Time: 2025-03-03 12:36:18