Setiap pagi, Ko Phyo membasuh diri dan putranya yang berusia dua tahun sambil duduk di kursi, sebuah kantong plastik menutupi serpihan paha yang katanya ...
Polisi menyemprotkan kanon air ke arah pengunjuk rasa yang berdemonstrasi atas kup dan menuntut dibebaskannya pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, Naypyitaw, Myanmar, Senin . ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/foc/cfo/aa. Washington - Setiap pagi, Ko Phyo membasuh diri dan putranya yang berusia dua tahun sambil duduk di kursi, sebuah kantong plastik menutupi serpihan paha yang katanya hancur oleh peluru yang ditembakkan oleh seorang tentara Myanmar.
"Kami melarikan diri karena kami tidak ingin ditangkap dan dipukuli," katanya, mengenang suatu hari di awal Maret ketika dia disudutkan saat polisi dan seorang tentara bergerak maju.Pasukan keamanan telah menewaskan lebih dari 800 orang sejak kudeta tersebut, menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik. Junta yang berkuasa mengatakan sekitar 300 orang tewas, kebanyakan dari mereka "teroris" dan "pemicu kekerasan".
Dia berharap untuk kembali ke pekerjaannya menangani perizinan kendaraan dengan otoritas transportasi jalan raya, ketika stabilitas akhirnya kembali.