Pengusaha Ritel Keluhkan Kenaikan PPN, Ini Alasannya
Jakarta, CNBC Indonesia-
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia menilai penerapan kenaikan PPN menjadi 11% belum tepat mengingat pandemi yang belum berakhir hingga pemulihan ekonomi belum membaik. Dikhawatirkan tekanan PPN hingga kenaikan harga pangan dan enegri membuat tekanan daya beli yang tentu aja akan menurunkan daya beli termasuk bisnis ritel.
Sepetri apa dampak kenaiakn PPN dan harga-harga ke ritel? Selengkapnya simak dialog Anneke Wijaya dengan Ekonom UI, Ninasapti Triaswati dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia , Roy Mandey Badruddin dalam Power Lunch,
South Africa Latest News, South Africa Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
96 Ribu Investor Ritel Beli Saham GoTo Lewat Underwriter IniPartisipasi investor ritel terhadap IPO GoTo cukup besar. Terhitung dari salah satu penjamin emisinya, 96 ribu investor retail berpartisipasi di penawaran awal
Read more »
Article headlineGELORA.CO - Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) naik menjadi 11 persen resmi berlaku hari ini. Kenaikan PPN sebesar 1 persen dari tarif seb...
Read more »
Beli Emas Batangan Tak Kena Tarif PPN 11 Persen, Ini AlasannyaEmas batangan dan emas granula di Indonesia dianggap setara alat tukar. Sehingga dibebaskan tarif PPN.
Read more »
Pemerintah naikkan PPN jadi 11%, tapi 'berisiko tinggi' dan 'masyarakat sudah dalam situasi teriak' - BBC News IndonesiaKementerian Keuangan bersikukuh menaikkan PPN sebesar 1 persen menjadi 11% mulai 1 April, namun dinilai pengamat ekonomi tidak tepat karena tekanan hidup masyarakat sudah berat dengan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Read more »
Ingat, Tarif PPN Naik 11 Persen Mulai Hari Ini 1 April 2022Kementerian Keuangan menjelaskan, kenaikan tarif PPN 11 persen ini merupakan amanat pasal 7 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021
Read more »