Modi dinilai membuat kebijakan yang menguntungkan kelompok bisnis besar
REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Ribuan pendukung oposisi India di bawah pemimpin oposisi utama Rahul Gandhi melangsungkan aksi protes yang mengkritik pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi. Mereka memprotes melonjaknya pengangguran, kenaikan harga makanan, dan bahan bakar.
Gandhi mengatakan, pemerintah melemahkan negara dengan menciptakan suasana ketakutan dan kebencian. Hal ini mengacu pada kebijakan polarisasi Hindu-Muslim di bawah Partai Bharatiya Janata yang berkuasa. Menurut Gandhi, dua kelompok perusahaan utama menjalankan pelabuhan India, bandara, kilang minyak, sektor teknologi informasi, dan rumah media besar. Dia menuduh Modi menciptakan dua India.
Bulan lalu, bank sentral India menaikkan suku bunga untuk mengekang inflasi. Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman mengatakan, tidak ada kemungkinan India tergelincir ke dalam resesi meskipun sedang berjuang melawan pandemi Covid-19 dan mengalami gangguan rantai pasokan yang disebabkan oleh konflik di Ukraina.