Tim tenis putra Indonesia tak beranjak dari Grup II kejuaraan Piala Davis sejak 2014. Tanpa komitmen atlet untuk berkembang dan PP Pelti dalam menggelar turnamen, sulit bagi Indonesia untuk naik ke level lebih tinggi. Olahraga AdadiKompas iya_sapthiani
Petenis terbaik Indonesia, Christopher Rungkat, beraksi melawan petenis Venezuela, Luiz David Martinez, pada laga kedua babakGrup II Piala Davis di Stadion Tenis Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat . Dalam usia 32 tahun, Christo masih menjadi andalan tim nasional tenis Indonesia.
Indonesia memang berhasil bertahan di Grup Dunia II setelah mengalahkan Venezuela. Namun, kapten tim Indonesia, Febi Widhiyanto, mengungkapkan, petenis Indonesia, kecuali Christo, kalah dalam pengalaman bertanding. Petenis Indonesia pada umumnya memiliki pola pikir bahwa mereka kesulitan mengikuti turnamen karena tak memiliki sponsor. Padahal, ”rumus” yang berlaku di lapangan justru terbalik, perusahaan akan bersedia menjadi sponsor saat atlet telah memiliki prestasi, itu pun dengan cara yang tak mudah.pada Juli 2019, Christo bercerita tak semua perusahaan berkenan memberi bantuan berupa uang. Mereka umumnya hanya bersedia memberi produk.
Christo melakukan itu demi mengasah kemampuannya agar bisa bersaing di level profesional. Puncak penampilannya terjadi saat dia menjuarai ganda putra ATP 250 Pune 2020, berpasangan dengan Andre Goransson .
Untuk Rifqi dan kawan-kawan, yang tak memiliki peringkat hingga tak memenuhi syarat mengikuti turnamen internasional di luar negeri, Febi mengatakan, ada beberapa pilihan yang bisa dilakukan. Dua cara yang dikemukakannya adalah Pelti membuat turnamen internasional di Indonesia, atau meminta”Namun, cara kedua ini tergantung panitia. Biasanya harus dibalas denganAntara/ADITYA PRADANA PUTRA