Kementan telah siapkan sejumlah strategi untuk hadapi ancaman La Nina. Apa sajakah itu?
Petani memompa air ke lahan persawahan di Desa Keumere, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa . ANTARA FOTO/Ampelsa/wsj.Jakarta - Kementerian Pertanian memanfaatkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika untuk menyiapkan strategi dalam menghadapi ancaman La Nina.
"Sektor pertanian juga kena dampak La Nina yaitu banjir di lahan-lahan sawah. Tapi, kami berupaya untuk meminimalisir. Sebagaimana konsepnya Pak Menteri , setiap puso harus dikompensasi di tempat lain. Juga setelah banjir selesai harus tanam lagi," katanya.Pertama, yaitu melakukan pemetaan daerah langganan banjir. Kementan pun telah menyiapkan asuransi bagi lahan yang kena banjir.
Kementan juga menyiapkan pompa-pompa untuk menyedot air jika terjadi banjir. Sebaliknya, jika terjadi kekeringan, maka pompa digunakan untuk mengisi lahan sawah dari air sungai. Selain itu, juga dilakukan rehabilitasi saluran air. Petani juga bisa mengajukan klaim asuransi jika mengalami puso dengan besaran Rp6 juta per hektare. Jika tidak diasuransikan, pemerintah akan membantu memberikan benih gratis.