Analis Guangfa Futures Zhu Di mengungkapkan produksi daging di China menurun jelang imlek, imbas lonjakan Covid-19 baru-baru ini.
Bagikan A- A+ Bisnis.com, JAKARTA - Lonjakan infeksi Covid-19 di seluruh China berdampak pada industri pengepakan daging yang masif di negara itu.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis , Analis Guangfa Futures Zhu Di mengungkapkan tingkat penyembelihan daging babi telah turun dalam seminggu terakhir, menunjukkan kekurangan tenaga kerja di pabrik daging. Situasi ini mirip dengan negara lain pada awal pandemi. Pabrik daging masuk dalam titik panas wabah Covid-19 di Amerika Serikat dan di seluruh Eropa, bahkan sebagian terkena infeksi virus karena kepadatan pekerja yang tinggi ketika berada dalam satu ruang lingkup. Penyebaran virus secara cepat tentu mengancam kesehatan pekerja dan masyarakat luas.
Zhu mengatakan bahwa dampak keseluruhan produksi daging akan terbatas dan berumur pendek. Gangguan ini terjadi pada saat konsumsi daging lebih lemah dari yang diperkirakan menjelang Tahun Baru Imlek karena orang-orang mungkin waspada tentang makan di luar dan ingin menghindari pertemuan besar.
South Africa Latest News, South Africa Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Lonjakan Covid-19 dan Pelonggaran di China Bikin Waswas, Negara Lain Perketat PerbatasanNegara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan India melakukan pengetatan perbatasan masuk untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19.
Read more »
Italia Wajibkan Pengunjung dari China Tes COVID-19 Imbas Lonjakan KasusItalia mewajibkan tes virus Corona untuk pengunjung dari China yang masuk ke wilayahnya. Kebijakan ini dilakukan imbas ledakan kasus COVID-19 di China.
Read more »
Harga minyak turun, pasar khawatir lonjakan COVID dan permintaan ChinaHarga minyak lebih rendah pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) karena para pedagang mempertimbangkan kekhawatiran atas lonjakan kasus COVID-19 di ...
Read more »
Rupiah Dibuka Menguat Tipis, Pasar Soroti Lonjakan Covid-19 di ChinaSelain rupiah, pergerakan mata uang Asia Pasifik terhadap dolar AS terpantau variatif.
Read more »