Pembelian melalui aplikasi dinlai menambah keribetan rakyat memperoleh haknya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VII DPR RI Rofik Hananto menanggapi terkait kebijakan membeli BBM dengan aplikasi MyPertamina. Menurutnya, hal ini tidak tepat dan mempersulit masyarakat.
Baca Juga Kemudian, ia melanjutkan harus ada kejelasan terkait aplikasi tersebut. Seperti, siapa yang bisa mendaftar di sistem MyPertamina, apa kriterianya, bagaimana pertamina tahu yang mendaftar ini adalah mereka yang berhak dan apakah ada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial yang menjadi pembandingnya.
"Sementara itu, hari pertama pendaftaran MyPertamina dibuka pada 1 Juli, laman https: //subsiditepat.mypertamina.id/ tidak dapat diakses. Berbagai kritik dilayangkan oleh netizen di sosial media Twitter," kata dia. Sebelumnya diketahui, PT Pertamina menyatakan aplikasi MyPertamina akan menjadi syarat untuk membeli Bahan Bakar Minyak bersubsidi jenis Pertalite dan Solar agar penyaluran subsidi bisa tepat sasaran. Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution dalam keterangan di Jakarta, Senin , mengatakan, pihaknya berinisiatif dan berinovasi untuk melakukan uji coba penyaluran Pertalite dan Solar bagi pengguna berhak yang sudah terdaftar di dalam sistem MyPertamina mulai 1 Juli 2022.