Tingginya biaya hidup dan beban pajak membuat generasi muda enggan cepat menikah dan memiliki anak.
MASYARAKAT Jepang sangat terbebani biaya hidup dan tingginya potongan pajak pensiun serta kesehatan. Hal itu menyebabkan banyak pasangan muda enggan memiliki anak.
Menurut dia, penurunan angka kelahiran paling dominan disebabkan oleh masalah ekonomi. Termasuk beban masyarakat produktif diwajibkan membiayai generasi tua yang sudah memasuki masa pensiun. Selain itu, kata dia, biaya sewa tempat tinggal, listrik, akomodasi, biaya sekolah sangat mahal. Dengan demikian banyak yang berpikir untuk tidak memiliki anak.
Instruktur olahraga ski itu juga menerangkan penuntasan krisis anak dan generasi muda di Jepang harus dilakukan secara komprehensif. Salah satunya dengan meningkatkan perlindungan terhadap anak dan membuat lingkungan ramah anak. "Jepang berada di ambang apakah kita dapat terus berfungsi sebagai masyarakat atau tidak," kata Kishida.
South Africa Latest News, South Africa Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Biang Kerok Tingginya Pernikahan Anak di NTBPemprov NTB menyebutkan sejumlah faktor penyebab perkawinan anak. Pernikahan anak meningkat saat pandemi COVID-19.
Read more »
Negara Ini Mau Tawarkan Bantuan untuk Bunuh Diri ke Anak-AnakAnggota parlemen Kanada menyerukan agar program bantuan bunuh diri negara itu diperluas ke anak di bawah umur.
Read more »
Minta Pindah Kursi Pesawat karena Tangisan Anak-Anak, Wanita Ini Malah Dituduh Kasar |Republika OnlineWanita ini naik pesawat dengan penerbangan jam 2 pagi dan berharap bisa tidur.
Read more »
Laporan: ISIS Membunuh Lebih dari 50 Orang di Suriah |Republika OnlineKorban termasuk wanita dan anak-anak.
Read more »
Satu Balita Meninggal Akibat DBD di Situbondo, 84 Pasien Dirawat |Republika OnlinePasien demam berdarah yang sudah dinyatakan sembuh mayoritas anak-anak.
Read more »