Banjir, gempa, hingga krisis air bersih, kecelakaan maut, dan kebakaran mengakrabi kota-kota di Indonesia. Namun, mitigasi bencana di area urban yang tumbuh pesat sebagai pusat perekonomian itu masih sangat minim. Metro AdadiKompas
Deni , salah satu korban gempa Cianjur sedang membangun rumah bagi kerabatnya dengan dana bantuan pemerintah di Kampung Gunung Lanjung, Cijedil, Kabupaten Cianjur, Jumat .
Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat 30.771 kejadian bencana terjadi sepanjang 2012-2022. Jumlah korbannya mencapai 44,95 juta jiwa dan merusak 1,03 juta fasilitas umum. Sebagian besar bencana terjadi area urban. Para korban terdiri dari korban meninggal dunia, hilang, terluka, menderita, dan mengungsi. Kerusakan fasilitas umum meliputi rumah, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, rumah ibadah, jembatan, pabrik, kios, dan lainnya.
Badan Pusat Statistik mencatat 56,7 persen dari total sekitar 271 juta jiwa penduduk Indonesia kini tinggal di perkotaan. Kota-kota saat ini membesar dan meluas di sekitar garis pertemuan antarlempeng tektonik maupun di kaki gunung api aktif. Kondisi tersebut terbukti membuahkan kota yang selalu dirundung bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor.
Kota-kota yang terus menarik orang untuk datang juga makin gagap mengimbanginya dengan kebijakan dan pembangunan ekonomi, sosial dan infrastruktur yang merata dan memadai. Akibatnya terjadi kesenjangan dan kecemburuan sosial. Kondisi ini potensial menyebabkan konflik dalam masyarakat yang dapat berkembang menjadi bencana nasional.
“Permasalahan hidrometeorologi dan hidrologi perkotaan meliputi, perubahan intensitas hujan dan distribusinya, urbanisasi dan, deteriorientasi lingkungan, perubahan infiltrasi dan air tanah, dan perubahan pada saluran air atau jalur aliran air,” kata Andung. Terakhir adalah soal manajemen kota. “Banyak daerah tidak punya manajer kota. Pelayanan administratif kan sekarang sudah modern atau digital, tapi enggak punya kemampuanKota-kota pun lebih banyak berkembang tanpa atau di luar acuan tata ruang yang tepat. Di sisi lain, yang telah memiliki kebijakan tata ruang yang baik pun, lanjut Andy, harus selalu dapat diperbaharui atau disesuaikan apalagi ketika terjadi disrupsi atau gangguan contohnya seperti wabah global Covid-19.
Agar tidak terus disergap bencana dan terus tak siap, Bima menegaskan setiap daerah penting untuk memiliki peta bencana sebagai mitigasi awal. Perencanaan ini harus matang mana daerah hitam dan merah. Mana yang bisa direlokasi dan dari mana penganggarannya. Rencana Tata Ruang yang baik dilakukan dengan mengagregasi dan mensikronisasikan berbagai kepentingan pembangunan, baik aspek ekonomi, sosial maupun lingkungan.
South Africa Latest News, South Africa Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
BMKG: Cuaca Kota-Kota Besar di Indonesia Didominasi Cerah BerawanKondisi cuaca di sebagian kota-kota besar di Indonesia diperkirakan didominasi kondisi cerah berawan, menurut prakiraan BMKG, Sabtu (13/5/2023).
Read more »
Round up: Indonesia tembus tiga besar namun masih dibayangi KambojaSetelah tertahan cukup lama di peringkat keempat dalam klasemen perolehan medali, kontingen Indonesia kini berhasil menembus peringkat tiga besar dan ...
Read more »
Apa Bedanya ”Banjir Mengepung” dengan ”Banjir Merendam”?Frasa ”banjir mengepung” dapat ditemukan di banyak media massa. Ungkapan ini kerap disamakan dengan ”banjir merendam”. Benarkah demikian? Kolom AdadiKompas
Read more »
Kota Xi'an di Cina Jadi Sister City Kota Solo, Apa Saja Destinasi Wisatanya?Kota Xi'an telah ditetapkan sebagai sister city Kota Solo. Kota di Cina itu memiliki banyak destinasi wisata. Apa saja?
Read more »
Indonesia Bergerak -Mengendalikan bah dengan pengendali banjir (3) - ANTARA NewsANTARA - Salah satu yang menjadi fokus lain pemerintah adalah penanganan Rob Semarang dan pesisir pantai utara Jawa Tengah. Ibu kota Jawa Tengah yang sudah ...
Read more »