Pemerintah Rusia sendiri berulang kali telah menegaskan bahwa tidak ada sedikit pun keinginan untuk menyerang Ukraina.
KETEGANGAN politik antara Rusia dan Ukraina, beserta Amerika Serikat, Eropa, dan NATO , akhir-akhir ini menjadi topik hangat di berbagai kanal televisi dan media sosial. Karena sebagian besar informasi didapatkan dari sumber negara-negara Barat, maka tak mengherankan kalau pendapat dan posisi Rusia kurang diperhitungkan. Akibatnya, Rusia digambarkan sebagai negara yang agresif, ganas, penyebab masalah, dan dalam jangka waktu dekat akan menyerang Ukraina.
Sayangnya, tidak ada dokumen tertulis yang dapat menjadi rujukan dasar hukum dari perjanjian ini. Jadi, ketika negara-negara Eropa Timur mantan anggota Pakta Warsawa bergabung ke NATO di awal abad ke-21 , dan peralatan militer NATO bergerak semakin ke timur menuju perbatasan Rusia serta mengancam kemanan wilayahnya, Rusia tidak memiliki bukti untuk meminta jaminan janji yang telah diucapkan tersebut.
Selain kasus di atas, ada beberapa kasus lain yang membuat Rusia kecewa atas kebijakan negara-negara Barat. Padahal jika diingat, di tahun 90-an setelah bubarnya Uni Soviet, Rusia berusaha untuk ‘cari perhatian’ negara-negara Barat dengan mengikuti sistem dan gaya hidup mereka. Sistem ekonomi yang tadinya dikendalikan negara menjadi dibuka secara luas mengikuti ekonomi pasar. Pemilihan umum secara demokratis dicoba untuk diterapkan.
Masalah ini kemudian menyebabkan munculnya konflik, antara pemerintah Presiden Yanukovich pada saat itu dan kelompok oposisi. Untuk menyelesaikan masalah, sempat diadakan perjanjian damai yang dihadiri oleh kedua pihak dan disaksikan oleh menteri-menteri luar negeri Jerman dan Polandia, juga utusan Prancis serta Rusia.
Rusia menganggap pemerintah Ukraina menjadi penyebab tidak selesainya konflik di Ukraina Timur karena hanya ingin mengembalikan kontrol pemerintah tanpa memberikan hak otonomi yang telah dijanjikan sebelumnya. Sebaliknya Ukraina dan negara-negara Barat menuduh Rusia ikut campur di Ukraina Timur dan meminta segera menghentikan tindakannya sehingga masalah dapat diselesaikan.
South Africa Latest News, South Africa Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Dubes Rusia Ungkap Kondisi di Rusia Menyoal Kabar Ketegangan dengan UkrainaDubes Rusia meminta warga Indonesia di Ukraina maupun Rusia harus tetap tenang dan tak perlu khawatir terkait isu di perbatasan Rusia Ukraina.
Read more »
Rupiah diproyeksikan melemah masih dipicu ketegangan Rusia-UkrainaNilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada jelang akhir pekan diproyeksikan melemah masih dipicu ketegangan antara Rusia dan ...
Read more »
Rupiah Diproyeksikan Melemah Masih Dipicu Ketegangan Rusia-UkrainaNilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada jelang akhir pekan diproyeksikan melemah masih dipicu ketegangan antara Rusia dan Ukraina.
Read more »
Ketegangan Rusia-Ukraina, Antam Meroket Rp 14.000 Per GramAnalis keuangan Ariston Tjendra mengatakan, kenaikan harga emas didorong oleh eskalasi baru ketegangan di perbatasan Rusia-Ukraina.
Read more »
Dubes Rusia Buka-bukaan soal Perbatasan Ukraina: Serangan ke Rusia hingga Plot ASDuta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva menanggapi berbagai sorotan soal penempatan pasukan Rusia dekat perbatasan dengan Ukraina, termasuk kemungkinan pecahnya perang. Global JernihkanHarapan
Read more »
Rupiah Melemah Dipengaruhi Konflik Rusia-Ukraina yang Makin Memanas | merdeka.comRupiah melemah tipis satu poin atau 0,01 persen ke posisi Rp14.327 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.326 per USD.
Read more »