Pendekatan ini menurutnya mendorong keterlibatan masyarakat serta menjawab tantangan dunia kerja akibat adanya disrupsi digital dan pandemi COVID-19.
"Ini merupakan pendekatan baru yang ditawarkan dalam G20, untuk merespons dinamika kondisi ketenagakerjaan saat ini di negara-negara G20 dan ekonomi global," kata Anwar dalam keterangannya, Kamis .Dalam Webinar First EdWG Meeting yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek, Anwar menjelaskan sejumlah tujuan dan manfaat dari pelatihan kejuruan berbasis masyarakat ini.
Menurutnya, pendekatan ini dapat memperkuat akses dan kualitas pelatihan kerja dan kewirausahaan. Terutama untuk kelompok rentan, kelompok kurang beruntung dan kelompok NEET , terutama di daerah terpencil dan pedesaan. "Solusi yang ditawarkan Presidensi diharapkan menjadi solusi strategis untuk memulihkan perekonomian dan bangkit dengan cepat dari krisis," ujarnya.Selain itu, ia mengatakan pendekatan pelatihan kejuruan berbasis masyarakat dapat memperkuat hubungan bisnis. Baik kelompok usaha besar maupun kecil, termasuk kelompok usaha informal di tingkat lokal dan regional.
"Peningkatan jaringan kelompok pekerja, di tingkat lokal maupun regional, merupakan upaya mendukung pembelajaran dan pekerjaan yang berkualitas," tandasnya. Anwar berharap adanya kerja sama untuk terus meningkatkan sinergi seluruh pihak. Baik pemerintah nasional, otoritas G20, komunitas sosial, serta organisasi regional dan internasional.