Kecam Rusia, Paus Serukan Akhiri “Perang yang Memuakkan”

South Africa News News

Kecam Rusia, Paus Serukan Akhiri “Perang yang Memuakkan”
South Africa Latest News,South Africa Headlines
  • 📰 voaindonesia
  • ⏱ Reading Time:
  • 59 sec. here
  • 2 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 27%
  • Publisher: 63%

Paus Fransiskus hari Minggu (20/3) mengecam perang di Ukraina sebagai “kekejaman yang tidak berperikemanusiaan dan asusila” yang “bertentangan dengan kesucian hidup manusia.”

Paus Fransiskus hari Minggu mencap perang di Ukraina sebagai “kekejaman yang tidak berperikemanusiaan dan asusila” yang “bertentangan dengan kesucian hidup manusia.”

Dalam sebagian kata-kata paling keras yang pernah diungkapkannya sejak invasi Rusia 24 Februari lalu, Paus mengatakan kepada ribuan jemaat di Lapangan Santo Petrus bahwa setiap hari ada semakin banyak kekejaman dalam apa yang disebutnya sebagai “pembantaian yang tidak masuk akal.” “Tidak ada hal yang dapat membenarkan ini,” kecam Paus sambil memohon kepada masyarakat internasional untuk mengambil tindakan menentang perang tersebut.Ia menambahkan, “Ironisnya agresi kekerasan terhadap Ukraina tidak berhenti. Ini adalah pembantaian yang tidak masuk akal dan kekejaman ini berulang. Tidak ada hal yang dapat membenarkan tindakan ini. Saya memohon semua aktor dalam masyarakat internasional untuk melakukan upaya nyata guna mengakhiri perang yang menjijikkan ini.

Paus menahan diri untuk tidak menyebut nama Rusia seiring upayanya memperbaiki hubungan dengan Gereja Orthodoks Rusia. Ia juga tidak merujuk langsung ke Rusia ketika berbicara tentang kondisi di Ukraina. Ia mengatakan merasakan “kepedihan yang luar biasa” yang dirasakan para pengungsi yang melarikan diri dari negara itu, dan juga mereka yang tidak dapat melarikan diri dari sana.

We have summarized this news so that you can read it quickly. If you are interested in the news, you can read the full text here. Read more:

voaindonesia /  🏆 15. in İD

South Africa Latest News, South Africa Headlines

Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.

Membela Rusia, China: Sanksi Terhadap Rusia Makin KeterlaluanMembela Rusia, China: Sanksi Terhadap Rusia Makin KeterlaluanWakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng mengatakan sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat terhadap Rusia atas Ukraina semakin 'keterlaluan'.
Read more »

China Nyatakan Sanksi Barat atas Rusia Sudah Keterlaluan, Tuding NATO Penyebab Rusia Serbu UkrainaChina Nyatakan Sanksi Barat atas Rusia Sudah Keterlaluan, Tuding NATO Penyebab Rusia Serbu UkrainaChina mulai injak gas, Wakil Menlu China Le Yucheng mengatakan, sanksi Barat atas Rusia keterlaluan, dan tuding ekspansi NATO memicu Rusia serbu Ukraina.
Read more »

AS Rayu Turki Kirim Rudal Rusia ke Ukraina Buat Lawan RusiaAS Rayu Turki Kirim Rudal Rusia ke Ukraina Buat Lawan RusiaAS secara informal menyampaikan kepada Turki untuk mengirim sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia ke Ukraina guna memerangi pasukan Kremlin.
Read more »

Paus Sebut Perang Ukraina 'Penyalahgunaan Kekuasaan Sesat' Untuk Kepentingan PartisanPaus Sebut Perang Ukraina 'Penyalahgunaan Kekuasaan Sesat' Untuk Kepentingan PartisanPaus Fransiskus pada Jumat (18/3) menyebut perang di Ukraina sebagai 'penyalahgunaan kekuasaan yang sesat' untuk kepentingan partisan yang menyebabkan orang-orang tak berdaya jadi korban kekerasan. Paus tidak menyebut Rusia, tetapi menggunakan kata-kata seperti 'agresi bersenjata yang tak...
Read more »

Diminta NATO Tidak Dukung Rusia, China Beri Jawaban MenohokDiminta NATO Tidak Dukung Rusia, China Beri Jawaban MenohokChina mengingatkan blok itu bahwa pasukan pimpinan Amerika Serikat (AS) membom kedutaan besarnya di Beograd selama serangan 1999 di Yugoslavia. China telah menolak...
Read more »

Tidak Diblokir, Rusia Andalkan Telegram Untuk KomunikasiTidak Diblokir, Rusia Andalkan Telegram Untuk KomunikasiBerbeda dengan beberapa jejaring media sosial terbesar di dunia, platform obrolan Telegram terhindar dari pemblokiran dan masih berfungsi di Rusia hingga kini.
Read more »



Render Time: 2025-03-11 21:12:35