Empat orang asal Nduga tewas dimutilasi. Mayoritas pelakunya diduga prajurit TNI. Selama ini 61 kasus pembunuhan yang melibatkan aparat di Papua tak pernah jelas ujungnya, kata pengacara HAM. Lantas, akankah kasus mutilasi ini bisa terungkap?
Keluarga korban pembunuhan di Kampung Pigapu, Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika, Senin kemarin menggelar aksi pemblokiran jalan.
Berbicara dalam aksi tersebut, Kapolres Mimika, AKBP I Gede Putra, mengatakan pihaknya "akan mengusut tuntas kasus pembunuhan ini secara transparan". Ia berjanji "tidak akan ada yang ditutup-tutupi".Kapolres Mimika AKBP I Gede Putra berjanji penyelidikan kasus pembunuhan ini akan dilakukan secara transparan.
Sedangkan enam personel militer yang diduga terlibat telah diserahkan kepada TNI-AD dan saat ini sedang diperiksa di Subdenpom XVII/C Mimika. Setelah membuang mayat korban, para pelaku membakar mobil yang disewa korban untuk menghilangkan jejak. “Kami akan berikan sanksi tegas untuk melakukan proses hukum sesuai dengan hukum dan perundang undangan yang berlaku saat ini,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Polda untuk mengungkap kasus ini.Para pegiat HAM selama ini mengkritik proses hukum terhadap aparat keamanan yang diduga terlibat dalam kasus pelanggaran HAM, "yang hampir selalu berlangsung tertutup".
Sementara itu dalam 26 kasus lain, polisi maupun militer mengaku telah melakukan penyelidikan internal tetapi tidak mengumumkan hasilnya ke publik.Pendeta Yeremia Zanambani tewas ditembak pada Sabtu, 19 September 2020 di Kabupaten Intan Jaya, Papua. Hingga saat ini pelaku pembunuhnya belum terungkap meskipun TGPF dan Komnas HAM mengatakan aparat keamanan diduga terlibat.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigjen TNI Tatang Subarna tidak memenuhi permintaan wawancara dari BBC News Indonesia. Kapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Kav. Herman Taryaman juga tidak menjawab pertanyaan BBC tentang masalah transparansi.Direktur Aliansi Demokrasi untuk Papua , Latifah Anum Siregar, menjelaskan bahwa hampir semua kasus pelanggaran HAM di Papua mendapatkan perhatian dari para pejabat tinggi pada awalnya, namun tidak jelas penyelesaiannya.
South Africa Latest News, South Africa Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Rekonstruksi Kasus Brigadir J Digelar Selasa Depan, Dihadiri 5 Tersangka, JPU, Kompolnas, Komnas HAM - Tribunnews.comKadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J akan dihadiri 5 tersangka, JPU, Komnas HAM dan Kompolnas.
Read more »
Komnas HAM soal Penembak Yosua: Mungkin Saja Lebih dari Dua OrangKomnas HAM membuka kemungkinan adanya penembak lain selain Bharada E atau Eliezer dan Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan Brigadir J atau Yosua
Read more »
West Ham Pecahkan Rekor Transfer Klub untuk Datangkan PaquetaPaqueta meneken kontrak selama lima tahun dengan opsi perpanjangan satu tahun untuk menjadi pemain kedelapan yang didatangkan West Ham pada jendela transfer kali ini.
Read more »
West Ham rampungkan transfer Lucas Paqueta dari LyonWest Ham telah resmi menyelesaikan transfer gelandang asal Brasil Lucas Paqueta dari klub Ligue1 Prancis Lyon. Meski nilai transfernya tidak diungkapkan, ...
Read more »
Komnas HAM Akan Serahkan Laporan Investigasi ke Presiden & Polri - tvOneKomnas HAM telah menuntaskan laporan investigasi kasus pembunuhan Brigadir Yosua. Komnas HAM berencana bertemu Bareskrim untuk menyerahkan rekomendasi. - tvOne
Read more »
Penyelesaian Yudisial dan Non-Yudisial Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu Saling MelengkapiPenyelesaian kasus pelanggaran HAM berat masa lalu melalui jalur penyelesaian yudisial dan non-yudisial bersifat saling melengkapi (komplementer), bukan saling menggantikan (substitutif) untuk memastikan penyelesaian kasus secara menyeluruh.
Read more »