Jangan lewatkan, Journal edisi terbaru hari ini.
Liputan6.com, Jakarta - Erni Suyanti Musabine adalah salah satu sosok di garda terdepan saat penyelamatan harimau di kawasan Sumatera bagian selatan. Dia sadar, nyawa selalu jadi taruhan saat operasi lapangan penyelamatan satwa liar di hutan rimba.
Yanti menyebut, kasus konflik manusia dengan satwa liar bisa terjadi karena kondisi habitat satwa tersebut yang semakin lama semakin tumpang tindih dengan aktivitas manusia, baik yang legal ataupun ilegal. Dia mencontohkan penyelamatan harimau yang terjadi di kawasan Taman Nasional. Terpenting, ada dokter hewan dan beberapa tenaga fungsional seperti halnya polisi hutan yang siap membantu.
"Harimau yang terjerat kan mobilitasnya terhambat nih, saya biasanya melakukan dengan cara pembiusan. Saya memakai sumpit bius biar tidak menimbulkan suara, agar harimaunya juga tidak stres dan tidak tahu lagi disuntik. Kadang mereka tidak menyadari," ucapnya. "Nah ini perlu mendapat perhatian. Rescue itu bukan hanya pembiusan terus berjalan mudah kita angkut atau tandu. Sampai dia sadar kembali kita monitoring terus apakah kondisinya, fisiologinya normal atau tidak, jantung normal, napasnya normal atau tidak," Yanti menjelaskan.Sementara itu, kata Yanti, penanganan evakuasi dalam proses konflik dengan manusia pun berbeda dengan kasus jerat pemburu. Waktu penanganannya pun lebih lama dan panjang.
2 dari 4 halamanPerburuan Liar MeningkatPerburuan satwa dilindungi hingga saat ini masih terus terjadi di hutan Indonesia. Sejumlah satwa pun diburu dan dijualbelikan. Ketua Profauna Indonesia Rosek Nursahid menyebut jumlah perburuan satwa dilindungi di Indonesia mengalami peningkatan saat pandemi Covid-19. Hal tersebut berdasarkan kasus yang terjadi di Provinsi Jawa Timur.
"Kelompok jenis burung, kalau burung ya hampir semua jenis burung karena mereka tidak memilih kalau di hutan apa yang bisa ditangkap bisa diburu ya itu yang dimanfaatkan oleh mereka. Burung, primata sama kijang ," kata Rosek kepada Liputan6.com. Dia pun mencontohkan penurunan kasus itu untuk hutan di lereng Gung Arjuno dan Kawi dengan adanya patroli yang melibatkan masyarakat. Sebelum tahun 2021 jumlah orang yang masuk ke hutan untuk berburu rata-rata 25 orang per bulan. Namun pada tahun 2021 jumlah tersebut berkurang enam orang rata-rata setiap bulan.
Kendati begitu, beberapa satwa yang dilindungi terancam punah. Contohnya harimau Sumatera, gajah sumatera, badak Jawa, hingga orang utan. Ada beberapa faktor penyebabnya. Misalnya akibat perburuan hingga dan perdagangan liar.
South Africa Latest News, South Africa Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Tak Hanya Jaga Hutan, Medsos pun Digunakan untuk Lindungi Satwa LiarAda sebanyak 912 tumbuhan an satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri LHK No. P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018.
Read more »
Polres Pelabuhan Tanjung Perak Gagalkan Penyelundupan Satwa Dilindungi |Republika OnlineBersama Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya juga menangkap seorang tersangka.
Read more »
Kisah Hitler Tega Membunuh Manusia tapi 'Sayang' SatwaAdolf Hitler memimpin genosida pada jutaan orang. Namun ada sisi lain dari dirinya yang begitu sayang pada anjing peliharaannya. Begini kisahnya....
Read more »
Tak Hanya Jaga Hutan, Medsos pun Digunakan untuk Lindungi Satwa LiarAda sebanyak 912 tumbuhan an satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri LHK No. P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018.
Read more »
Maksimalkan Tugas Operasi, TNI AL Pesan Kapal Patroli Cepat 60 MeterTNI Angkatan Laut memesan kapal patroli cepat 60 meter dari PT Karimun Anugerah Sejati.
Read more »
10 Pantai Paling Berbahaya di Dunia, Pesonanya MenipuBeberapa pantai paling berbahaya di dunia menyimpan potensi ancaman masing-masing. Termasuk lokasi yang terisolasi dan satwa liar di sekelilingnya.
Read more »