Menolak kembali menjadi korban demam berdarah, para tokoh masyarakat di wilayah Pak Thang mengambil langkah kontroversial namun ampuh.
PHICHIT, Thailand: Lebih dari satu dekade lalu, sebuah komunitas kecil di dataran tengah Thailand memutuskan untuk bangkit melawan demam berdarah dengue .
Selama tiga tahun berturut-turut hingga 2023, Pak Thang yang terdiri dari sembilan desa dengan hampir 6.000 penduduk, tidak pernah mencatatkan satu pun kasus penyakit karena nyamuk. Wilayah itu telah menjadi zona bebas demam berdarah. Masyarakat di Pak Thang juga melakukan inovasi untuk mengatasi masalah nyamuk. Bagi rumah yang menolak menggunakan bahan kimia pembunuh nyamuk, maka ikan pemakan nyamuk akan dipelihara di dalam tangki-tangki air. Balok-balok kering yang terbuat dari daun jeruk nipis atau jeruk purut juga disebarkan untuk mencegah nyamuk bertelur dalam air di sekitar rumah.
"Ketika seseorang meninggal karena demam berdarah, terutama jika itu anak-anak atau orang yang masih kuat dan sehat, dukanya akan sangat mendalam. Ini merupakan sebuah peringatan. Demam berdarah bukan penyakit yang bisa dianggap enteng," kata dia. Penyemprotan nyamuk dilakukan di banyak provinsi di Thailand di tengah meningkatnya kasus demam berdarah. Demam berdarah adalah penyakit yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan. Curah hujan, suhu dan aliran udara semuanya memainkan peranan dalam membantu penyebaran penyakit ini.
Nakhapakorn menjelaskan, nyamuk-nyamuk cenderung tidak aktif dan beristirahat jika suhu udaranya rendah, di bawah 24 derajat Celcius. Tapi ketika suhu udara naik, mereka menjadi lebih aktif dan mampu terbang untuk mencari makan. "Karena demam berdarah terjadi akibat gigitan nyamuk, pengelolaan lingkungan yang tidak tepat akan menyebabkan penyakit ini terus muncul. Jika ada volume curah hujan yang abnormal, sudah sepatutnya kita khawatir dan cemas," kata Wisit.