INDONESIA, khususnya Kalimantan Barat (Kalbar) memiliki sumber daya alam dan keanekaragaman hayati yang melimpah, baik jenis satwa maupun tumbuhan.
Andi Fachrizal dari The Society of Indonesian Environmental Journalists mengatakan, ada persoalan besar yang turut berkontribusi menjadi pemicu kasus tersebut. Salah satunya, diungkapkan dia, mengenai tata kelola sumber daya alam yang buruk. Pola pengelolaan SDA yang dimaksud dia adalah tingkat pengetahuan tentang bagaimana menjaga lingkungan yang masih rendah, penambangan emas tradisional dan semi mekanik, perambahan hutan, hingga perburuan satwa liar.
Dikatakan Rizal, hal ini harus dimulai dengan mengintegrasikan upaya pengurangan emisi gas rumah kaca, konservasi keanekaragaman hayati, dan pembangunan ekonomi. Proses pengintegrasian semacam ini, sejatinya diyakini diai akan bermuara pada kesejahteraan masyarakat. Awalnya, sejak 1993, hari tersebut diperingati setiap tanggal 29 Desember. Namun sejak tahun 2000, diganti menjadi setiap tanggal 22 Mei, mengadopsi konvensi pada 22 Mei 1992 di Nairobi, Kenya., khususnya Kalimantan Barat memiliki sumber daya alam dan keanekaragaman hayati yang melimpah, baik jenis satwa maupun tumbuhan. Sayangnya, kondisinya kian memprihatinkan. Perambahan hutan, alih fungsi lahan, hingga perburuan, mengakibatkan keberlangsungan hidup satwa dan tumbuhan terancam.