Sebuah metode menggunakan larutan mikroba dikembangkan sebagai solusi alternatif untuk menghentikan kebiasaan pembakaran lahan pertanian di India Utara. Bagaimana cara kerjanya?
Akhir dari Podcast
Namun pada bulan Oktober dan November, polusi semakin meningkat akibat kebakaran lahan pertanian. Pada 2019,Jumlah tepatnya puncak tahunan polusi udara akibat pembakaran lahan tidak diketahui pasti - angka resmi menyebutkan sekitar 10% , sementara penelitian lain menunjukkan angka itu bisa lebih tinggi .
Pada Januari 2019, pemerintah India meluncurkan Program Udara Bersih Nasional, sebuah rencana lima tahun yang bertujuan untuk membatasi tingkat polusi yang kian memburuk di seluruh negeri dan untuk meningkatkan pemantauan dan kesadaran. Solusi yang Sawhney tawarkan adalah semprotan mikroba organik yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Pertanian India di Delhi. Perusahaan Sawhney, Nurture.farm, adalah salah satu dari 12 perusahaan India yang menerima lisensi penggunaan teknologi ini oleh institut tersebut pada Agustus 2021.
Tetapi uji lapangan saja tidak akan cukup untuk meyakinkan para petani untuk menggunakannya. Memahami mengapa petani membakar ladang mereka sangat penting untuk mengembangkan solusi, kata Singh Sebelumnya, bertani secara tradisional berarti memanen padi dengan tangan. Meskipun ini mungkin memakan waktu, metode itu tidak meninggalkan sisa batang, kata Singh.
Pada tahun 2006, ada The Happy Seeder - mesin yang dirancang untuk menabur yang juga dapat membersihkan tunggul, membuat mulsa, dan menyebarkannya ke seluruh ladang. Namun, meski pemerintah menawarkannya dengan subsidi 50% untuk petani kecil, harganya masih tergolong mahal, terutama bagi para petani yang memilik lahan yang sempit.
Namun, laporan media menunjukkan bahwa para petani tidak dapat melaksanakannya secara efektif dan pihak berwenang menduga bahwa pasti ada penyimpangan dalam mempersiapkan kapsul. Kesehatan tanah yang buruk juga dapat memengaruhi keanekaragaman hayati, kata Rattan Lal, seorang profesor terkemuka ilmu tanah di Ohio State University, Columbus.
Krishna Kumar, 48, telah bertani selama 30 tahun terakhir di desa Bhanan Khera di distrik Hisar di Haryana, di mana dia memiliki lima hektare tanah dan telah menyewa 15 hektar lainnya. "Saya tertarik dengan semprotan pengurai sejak seorang kerabat merekomendasikannya kepada saya," katanya.Proses itu juga memperkaya tanah dan membantunya menghemat sekitar 1.000-1.500 rupee per hektare untuk biaya pupuk. Dia percaya kesehatan tanah jangka panjang terlihat menjanjikan.
South Africa Latest News, South Africa Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Derita Warga India yang Tinggal Dekat Gunung Sampah di New DelhiTinggal di daerah kumuh di dekat salah satu tempat pembuangan sampah di New Delhi, Pramod (35) terbiasa dengan bau busuk, lalat, sikap apatis pemerintah, dan sesekali...
Read more »
Tiga bangunan di Barito Utara terbakarSedikitnya tiga bangunan terdiri dari dua rumah semi permanen dan sebuah barak dua pintu serta sebuah mobil pikap terbakar di Jalan Cempaka Raya RT 10 ...
Read more »
Lamang Tapai, Kuliner Khas Sumatera UtaraSalah satu makanan khas dari Sumatera Barat di kawasan pasar tradisional Sukaramai, Kec. Medan Area adalah lamang tapai. Kuliner tanah datar ini wajib dicoba.
Read more »
Nyala Petasan di Malam Takbiran Berbuntut Petaka, Rumah di Warakas Jakarta Utara Kebakaran - Pikiran-Rakyat.comRumah salah satu warga ludes kebakaran karena adanya petasa yang dinyalakan saat malam takbiran kemarin.
Read more »
Nyala Petasan di Malam Takbiran Berbuntut Petaka, Rumah di Warakas Jakarta Utara Kebakaran - Pikiran-Rakyat.comNyala Petasan di Malam Takbiran Berbuntut Petaka, Salah Satu Rumah Warga di Jalan Warakas Jakarta Utara Ludes
Read more »
Sukarelawan Anies Baswedan Dirikan Posko Mudik di Jalur Selatan dan Utara Jabar, Ini Titik LokasinyaBeritaTerpopuler Sukarelawan Anies Baswedan Dirikan Posko Mudik di Jalur Selatan dan Utara Jabar, Ini Titik Lokasinya aniesbaswedan relawananiesbaswedan poskomudik arusmudik2022
Read more »