Penurunan hasil tangkapan nelayan di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri karena perubahan iklim dan menjamurnya tangkapan ikan menggunakan branjang.
SOLOPOS.COM - Pembeli ikan sedang mengemas hasil tangkapan ikan dari nelayan ikan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri di Tempat Pendaratan Ikan, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, Jumat . Kenaikan harga bahan bakar minyak pada awal September 2022 menambah beban pengeluaran para nelayan ikan di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri.Dukung UMKM Binaan BUMN Go Online, Tokopedia Daftarkan 2.000 NIB
Salah satu nelayan ikan di WGM asal Wuryantoro, Basuki, mengatakan kondisi itu sudah terjadi beberapa hari belakangan. Sekali berangkat menangkap ikan, pada umumnya para nelayan memerlukan dua liter BBM jenis Pertalite. Dengan harga BBM pertalite yang saat ini senilai Rp10.000/liter, maka nelayan harus mengeluarkan Rp20.000/liter untuk dapat menjalankan perahunya ke tengah perairan WGM.
Kenaikan harga jaring tangkap bahkan sudah mencapai 100%. Basuki menjelaskan beberapa waktu lalu, jaring tangkap dengan kualitas biasa seharga Rp35.000/pis, sekarang harga tersebut sudah naik sekitar Rp75.000/pis. Jaring-jaring itu mudah rusak lantaran berbahan senar dengan ukuran ketebalan yang tipis, yaitu 0,10 mm. Meski rentan rusak, nelayan lebih memilih senar dengan ketebalan itu karena tidak mudah terlihat ikan.
Basuki menyebut hal itu dimungkinkan karena maraknya penggunaan Branjang yang menangkap ikan berukuran kecil. Sehingga merusak habitat ikan di WGM.