Gempa bumi yang bergerak perlahan-lahan selama puluhan tahun itu dikenal sebagai 'slow-slip event' sebelum akhirnya muncul gempa dahsyat dan tsunami di Sumatera pada 1861, yang diperkirakan menewaskan ribuan orang.
'Gempa dan tsunami raksasa' ancam Selatan Jawa dan sejumlah daerah lain: Apa penyebabnya dan bagaimana antisipasinya?
Seperti gempa-gempa yang mengguncang permukaan bumi, gempa tipe slow-slip itu terjadi ketika dua segmen kerak bumi bergerak satu sama lain.itu kini dipantau dengan instrumen-instrumen seismik teknologi GPS. Di dekat Simeulue, pulau Provinsi Aceh di lepas pantai Sumatera, pola pertumbuhan terumbu karang di sana menandakan pergerakan naik-turun di sepanjang patahan yang terkait gempa 1861, dan ini membuka tinjauan langka ke masa lalu.
Terumbu karang itu mengungkapkan bahwa Simeulue pernah terendam atau tenggelam selama 90 tahun dengan tingkat penurunan satu atau dua milimeter setiap tahun, yang konsisten dengan gerakan latar belakang patahan.Namun sekitar tahun 1829, tiba-tiba permukaannya turun lima hingga tujuh kali lebih cepat - bahkan sampai satu sentimenter selama beberapa tahun, ungkap Mallick. Ini menandakan bahwa patahan itu telah mulai mengalami proses gempa"Itu adalah perubahan yang sangat tajam," ujarnya.
South Africa Latest News, South Africa Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
EWS Ciptaan Peneliti UGM Efektif Deteksi Gempa, Begini Cara KerjanyaAlat deteksi gempa yang dikembangkan tim Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mendeteksi gempa di Toli-Toli tiga hari sebelum kejadian.
Read more »
BMKG Catat Gempa Terkini dari Kota Sabang, Ketiga Sejak Akhir PekanData BMKG menyebut kekuatan gempa itu berkekuatan Magnitudo 4,0 dengan intensitas guncangannya yang bisa dirasakan hingga skala III MMI. TempoTekno
Read more »