Epidemiolog Singgung Soal Biosurveillance dalam Kasus Hepatitis Akut Misterius TempoMetro
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, kemunculan Kejadian Luar Biasa atau outbreak dari hepatitis akut misterius dan deteksi lambat Covid-19 menandakan kemampuan biosurveillance Indonesia masih belum optimal.Dicky mengatakan negara-negara maju dengan biosurveillance yang baik memungkinkan mereka untuk mendeteksi penyakit lebih dini sebelum menyebar ke masyarakat luas.
“Jangankan Indonesia, di negara maju itu bisa setahun ada 4-5 kasus hepatitis yang tidak jelas etiologi atau penyebabnya,” kata Dicky.Dengan geografi yang luas dan keanekaragaman hayati serta virus yang banyak, membuat Indonesia rawan. Apalagi jumlah anak-anak di Indonesia yang besar sekitar 30 juta anak, yang bahkan saat ini masih menghadapi tantangan imunisasi, stunting, gizi buruk, dan sanitasi lingkungan.