Desa Tumang, Cepogo, Boyolali, menjadi surga kerajinan logam karena hampir setiap rumah memiliki galeri kerajinan logam tetapi nama itu ternyata diambil dari sebutan hantu.
menjadi surga kerajinan logam karena hampir setiap rumah di kawasan tersebut memiliki galeri kerajinan logam.Warga desa juga banyak yang melakoni pekerjaan sebagai perajin logam. Desa Tumang sekitar 3 kilometer dari Pasar Cepogo dengan waktu tempuh 6 menit menggunakan motor berkecepatan 40 km per jam.
Ditemui terpisah, pengusaha kerajinan logam, Mimik Sriningsih, mengaku telah menjalankan usaha tersebut selama 20 tahun. Mimik merupakan generasi ketiga dalam keluarganya sebagai pengusaha kerajinan logam. “Harga bermacam-macam dari mulai Rp200.000 sampai Rp1 juta lebih berdasarkan besar, kecil, dan rumit tidaknya hasil karya,” katanya saat ditemui di galerinya.Hasil kerajinan Tumang Boyolali itu diekspor hingga luar negeri. Mimik mengaku pernah mengekpor ke Malaysia. Namun, aktivitas ekspor itu terhenti karena krisis moneter 1998. Saat ini ia hanya mengirim ke sejumlah wilayah di Indonesia, seperti Bali, Jakarta, Jepara, dan lain-lain.