Indonesia menyampaikan beberapa hal yang menjadi perhatian semua pihak
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pada Bonn Climate Change Conference tahun 2021 yang berlangsung di Bonn secara virtual selama 3 minggu sejak 31 Mei hingga 17 Juni 2021, Indonesia menyampaikan pernyataan yang diharapkan menjadi perhatian semua negara pihak untuk kesuksesan perundingan di COP 26 UNFCCC yang dijadwalkan akan dilaksanakan di Glasgow pada 1-12 November 2021. Mendorong finalisasi pembahasan agenda Article 6 Paris Agreement.
"Isu-isu krusial yang akan dibahas pada BCCC kali ini, antara lain penyelesaian Paris Rule Book, yakni pengaturan teknis Article 6 of the Paris Agreement , Transparency , common time frames for NDC, global stocktake, dan pendanaan untuk Adaptasi," ujar Laksmi Dhewanthi, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK selaku National Focal Point to the UNFCCC Indonesia dalam keterangan persnya.
May June Climate Conference 2021 telah dibuka secara resmi pada 31 Mei 2021 oleh Presiden COP25 dan Presiden COP26. Untuk mengatasi tantangan dan kendala pertemuan virtual, periode sesi telah diperpanjang dari biasanya dua minggu menjadi tiga minggu. Waktu setiap pertemuan akan dibuat sedemikian rupa guna mengakomodasi negara-negara dari zona waktu yang berbeda, misalnya minggu ke-1, Indonesia kebagian pukul 20.00 – 24.00, minggu ke-2 pada pukul 04.00 – 07.00, dan minggu ke-3 pada pukul 08.
Sekretaris Eksekutif UNFCCC Ms. Patricia Espinosa menyampaikan tahun ini telah menyaksikan beberapa momentum perubahan iklim, keadaan darurat iklim memburuk, rencana saat ini tidak sejalan dengan tujuan Paris, dan negosiasi terlambat dari jadwal. Selanjutnya Espinosa menyerukan kepemimpinan dan kepercayaan, dan menekankan pentingnya pendanaan dalam perubahan iklim.