Bank Indonesia (BI) meminta perbankan agar tak buru-buru menaikkan suku bunga kredit, meski BI sudah mengerek suku bunga acuan.
Bagikan A- A+ Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia meminta perbankan untuk tidak buru-buru menaikkan suku bunga kredit, walapun bank sentral sudah mengerek suku bunga acuan.
BI mencatat, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga per September 2022 masih tinggi, mencapai 27,35 persen. Oleh karena itu, Perry mengatakan kenaikan suku bunga acuan oleh BI masih menjadi faktor positif bagi perbankan dalam menyalurkan kredit. Pertama, BI mempertahankan rasio Countercyclical Capital Buffer sebesar 0 persen, rasio Intermediasi Makroprudensial pada kisaran 84–94 persen, serta rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial sebesar 6 persen dan rasio PLM Syariah sebesar 4,5 persen.
South Africa Latest News, South Africa Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Bank-bank sentral Teluk naikkan suku bunga setelah langkah FedSebagian besar negara Teluk mengatakan pada Rabu (2/11/2022) bahwa mereka akan menaikkan suku bunga utama mereka, setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga ...
Read more »
Bank Indonesia Siapkan 5 Persen Cadangan Devisa untuk Obligasi BerkelanjutanDana dari Bank Indonesia ini diberikan bagi setiap bank yang telah memiliki obligasi ekonomi berkelanjutan, dan mengajukan permohonan bantuan likuiditas kepada BI.
Read more »
Sering Beri Utang, Apa Beda IMF dengan Bank Dunia?Berikut perbedaan IMF dan Bank Dunia sebagai pemberi utang ke negara berkembang seperti Indonesia
Read more »
Perkuat Bisnis Global, BSI Gandeng Riyad BankPT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) bekerja sama dengan Riyad Bank untuk menjadi mitra strategis dalam pengembangan bisnis di Arab Saudi.
Read more »
BSI (BRIS) Gandeng Riyad Bank Tingkatkan Penetrasi Produk SyariahBank Syariah Indonesia (BSI) kolaborasi Riyad Bank dan perusahaan lain untuk memperkuat bisnis global dan meningkatkan penetrasi produk syariah.
Read more »