Dalam rumah kopi itu mewujud tekad para petani suku Amungme dari Pegunungan Barisan Sudirman untuk hidup mandiri tanpa bantuan perusahaan tambang. Namun, beragam tantangan menghadang. Nusantara AdadiKompas
Anis Huamang dan Oktovianus Jawame menyortir biji kopi sebelum proses pemanggangan di Rumah Kopi Amungme Gold, Timika, Papua, Kamis .
Selama 24 tahun, PT Freeport Indonesia , perusahaan tambang logam yang sudah setengah abad beroperasi di Mimika, senantiasa mendampingi mereka dalam wadah Koperasi Serba Usaha Amungme Gold. Para petani diberi bibit kopi arabika Lini-S dan perkakas pertanian, kemudian dilatih merawatnya secara organik hingga memanennya.
Pembukaan rumah kopi di tengah kota Timika pada 14 Maret 2022 diharapkan membantu koperasi memperluas cakupan pasarnya, yaitu masyarakat umum. Sebab, sebelumnya kopi Amungme Gold hanya dipasarkan di kios yang terletak diNamun, karena masih sangat baru, Rumah Kopi Amungme Gold belum memiliki tim pengelola, mulai dari manajer, pengatur keuangan, hingga barista. Ishak pun berangan menjadi salah satu pembesut pertamanya.
Di kampung, para petani memisahkan biji dari buah ceri kopi, memfermentasikannya selama tiga malam, lalu mencuci dan menjemurnya. Biji kopi berlapis kulit tanduk yang dihasilkan kemudian dijual kepada koperasi seharga Rp 85.000 per kilogram. Kini, KSU Amungme Gold menaungi 154 petani di kampung-kampung dataran tinggi yang tersebar di kampung-kampung yang terletak sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut . Mereka merawat lebih kurang 45.700 pohon di lahan perkebunan rakyat seluas 34,7 hektar.Koperasi itu adalah bagian dari program investasi sosial Pengembangan Agrikultur Dataran Tinggi Community Affairs PTFI.